Teks Laporan oleh Afifah Hanun



Teks Laporan
Kemiskinan di Indonesia



 


*      Pernyataan Umum
Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar saperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan merupakan masalah yang global, bahkan di Indonesia angka kemiskinan relatif masih sangat tinggi.

*      Anggota/Aspek yang dilaporkan
Ukuran kemiskinan menurut Nurkse,1953 dalam Mudrajad Kuncoro, (1997) secara sederhana dan yang umum digunakan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 
1. Kemiskinan Absolut 

Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan dasar hidupnya. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Kesulitan utama dalam konsep kemiskinan absolut adalah menentukan komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu negara, dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak, seseorang membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan fisik dan sosialnya. 
2. Kemiskinan Relatif 
Seseorang termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga konsep kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada. Oleh karena itu, kemiskinan dapat dari aspek ketimpangan sosial yang berarti semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan selalu miskin.
3. Kemiskinan Kultural 
Seseorang termasuk golongan miskin kultural apabila sikap orang atau sekelompok masyarakat tersebut tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya atau dengan kata lain seseorang tersebut miskin karena sikapnya sendiri yaitu pemalas dan tidak mau memperbaiki kondisinya. 

*      Anggota/Aspek yang dilaporkan
Penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut :
Ø  Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
Ø  Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
Ø  Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
Ø  Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
Ø  Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
*      Anggota/Aspek yang dilaporkan          
            Berikut ini adalah angka kemiskinan di Indonesia beberapa tahun belakangan ini berdasarkan     data dari Biro Pusat Statistika (BPS).
Ø  Tahun 2000 = 38,70 juta orang (19,14%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 12,30 juta orang di kota dan 26,40 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2001 = 37, 90 juta orang (18,41%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 8,60 juta orang di kota dan 29,30 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2002 = 38,40 juta orang (18,20%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 13,30 juta orangdi kota dan 25,10 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2003 = 37,30 juta orang (17,42%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 12,20 juta orang di kota dan 25,10 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2004 = 36,10 juta orang (16,66%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 11,30 juta orang di kota dan 24,80 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2005 = 35,10 juta orang (15,97%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 12,40 juta orang di kota dan 22,70 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2006 = 39,30 juta orang (17,75%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 14,49 juta orang di kota dan 24,81 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2007 = 37,17 juta orang (16,58%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 13,56 juta orang di kota dan 23,61 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2008 = 34,96 juta orang (15,42%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 12,77 juta orang di kota dan 22,19 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2009 = 32,53 juta orang (14,15%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 11,91 juta orang di kota dan 20,62 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2010 = 31,02 juta orang (13,33%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 11,10 juta orang di kota dan 19,93 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2011 = 29,89 juta orang (12,36%) masih berada dibawa garis kemiskinan.
Ø  Tahun 2012 = 28,59 juta orang (11,66%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 10.51 juta orang di kota dan 18,09 juta orang di desa.
Ø  Tahun 2013 = 28,07 juta orang (11,37%) masih berada dibawah garis kemiskinan. 10,33 juta orang di kota dan 17,74 juta orang di desa.

























0 komentar:

Posting Komentar